Seks adalah sesuatu tindakan yang magis. Sebab pada hakikatnya perilaku seks adalah mengelola energi universal, energi alam dan energi individu. Ketika kita berbicara tentang seks yang mistis, kita berbicara tentang pengetahuan menggunakan energi seksual dalam diri kita agar mampu kita menej untuk bersatu dengan Ilahi.
Untuk para mistikus, seks adalah seni puisi, musik, ekstasi, pengabdian, ibadah, dan kepasrahan. Bagi kalangan mistikus, kuncinya adalah bagaimana mampu mengelola energi seksual. Dalam energi itu terletak gambaran dan citra diri ideal, pria dan wanita yang sempurna. Termasuk juga orang-orang suci.
Banyak dari kita sudah tahu jika seks sebenarnya sesuatu yang harus disinari dengan kebijaksanaan. Di dalam hubungan seks, sering terjadi pengalaman yang ajaib, mistis dan artistik. Kita bisa mulai menghargai keindahan tubuh pasangan sebagai manifestasi Kemahasempurnaan Ilahi, sebagai ungkapan dari batin yang terdalam. Perempuan kita menghadirkan Tuhan di dekat kita. Dan Tuhan akan mengekspresikan kekuatan internal bahwa manusia ada dalam jangkauan-Nya.
Kesenangan seksual pada hakikatnya adalah momen terbesar yang intensif yaitu saat ruh kita dan Ilahi menyatu dalam manifestasi fisik. Pengetahuan tentang seks yang magis ini dalam sejarah telah diajarkan secara rahasia di kuil-kuil ibadah. Seks oleh sebab itu merupakan sebuah seni yang menekankan pentingnya eksistensi subjek, dan yang harus ditangani secara serius agar tercapai kesempurnaan. Sangat disayangkan bila seks hanya dimaknai secara fisik biologis belaka. Bila ini terjadi, kita hanya menjadi pesenam seks. Seks sejati adalah memasukkan kepekaan batin untuk saling merangsang pintu-pintu energi supranatural.
Untuk melakukan seks yang bermutu tersebut, kita harus mengubah cara kita berpikir dan merasa. Manusia modern, dan khususnya yang tinggal di Barat, perlu memodifikasi struktur pemikirannya dan perasaan untuk masuk ke dalam dunia batin, di mana terletak hakikat pengetahuan dan pengalaman langsung untuk bermesraan dengan Ilahi.
Pengalaman langsung tidak memerlukan evaluasi, atau argumen, tidak memihak, tetapi integrasi sistem ruhani kita. Ide yang absurd bila hubungan seksual hanya linier, di mana masing-masing pasangan mencari sesuatu yang disebut ORGASME. Tapi yang perlu diingat bahwa sesungguhnya momen kegembiraan terbesar dalam pengalaman seks adalah mencapai yang tidak terbatas, dan yang tidak bisa dimaknai oleh kata-kata. Inilah kenikmatan seksual sesungguhnya. Ecstase adalah pengalaman berkomunikasi dengan sesuatu yang mistis dalam satu waktu. Seks dan Ekstase adalah dua sisi dari hal yang sama. Energi yang diproduksi ekstasi seksual adalah sama dengan energi yang yang mengarah pada ekstase mistik.
Di atas telah disinggung bahwa energi seksual adalah gambar kesempurnaan kita, sebagai manusia yang dalam tradisi mistik Kabbalah disebut “Adam Kadmon.” Sehingga sangat bijaksana bila kita tidak membuang percuma energi seksual, dan memaknai seks sebagai bentuk kendaraan batin menuju ke yang lebih tinggi hingga tumbuh kesadaran dari dalam tubuh bagian dalam (batin dan ruh kita).
Setelah mengetahui dan memasuki tubuh batin ini, seorang yang bermain seks akan memasuki dimensi universal kehidupan umat manusia secara keseluruhan yang sama sekali tak dikenal sebelumnya. Namun kristalisasi manusia baru ini adalah semua ciptaan, ciptaan yang menyerupai pembentukan alam semesta, karena kita adalah alam semesta.
Pengalaman seksualitas sebagai penggabungan ruh menjadi satu ruh dengan pasangan kita memungkinkan kita untuk bergabung dengan “batin” / rasa pangrasa Tuhan. Yang Maha Batin. Kita akan terbang menuju alam keabadian. Kuncinya adalah tidak hanya menyalurkan energi ke dalam, tetapi membutuhkan kondisi yang berbeda dari pikiran sehari-hari. Jadi kita bicara tentang perubahan memaknai kembali pikiran dan perasaan.
Hal ini juga mensyaratkan bahwa kita mengasihi dengan pasangan, karena seks bukan senam seksual. Dalam khasanah Yoga, hubungan seks berarti kita sedang bekerja sama dengan “ular suci dan Ibu Kundalini”, yang bersemayam di dalam tulang ekor, cakra dasar, sehingga kita merasakan panggilan dari Yang Maha Mutlak untuk manunggaling Kawulo lan Gusti.
Jadi kita perlu menekankan bahwa seks tidaklah melepas energi seksual secara gegabah. Seks bukanlah hanya memasukkan alat kelamin ke pasangan sebagaimana pandangan orang Barat yang tidak meyakini adanya ruh dan tidak yakin adanya Tuhan. Jadi tidak salah bila disebut bahwa orang Barat sebenarnya tidak mengetahui apa hakikat orgasme. Yang mereka ketahui hanyalah perasaan menyenangkan pasca-orgasme.
Sementara bagi orang Timur seperti kita yang percaya bahwa ada sesuatu yang lebih mulia, orgasme dan pengalaman ekstasi adalah sama. Seorang pria merasa lega yang dihasilkan ketika energi yang diblokir kemudian dilepaskan. Setiap energi yang diblokir itu dilepaskan yang memproduksi kesenangan, dan oleh karena itu diterima dengan sukarela, tetapi di sini kita berusaha untuk masuk lebih dalam, untuk itu akar persatuan dengan-Nya, di mana kita bisa berbagi perasaan ekstasi dengan-Nya.
Maka tidak salah bila dikatakan bahwa seks tidak boleh hanya dimaknai sebagai berejakulasi, atau mempertahankan air mani, tetapi yang lebih penting adalah sikap internal (batin) yang memungkinkan kita menggabungkan dengan semua unsur di alam semesta.. Mengubah air mani menjadi energi kreatif, menghaluskan, memperkokoh tulang belakang, mengisi aura dengan percikan bunga api Ilahi untuk memulai proses penciptaan alam semesta. Pengaturan seks yang sesuai dengan ajaran agama ini membawa kita untuk mengkristalkan tubuh astral agar bercahaya.
Tubuh astral ada atas, tengah, dan bawah. Badan-badan ini sudah merupakan desain kodrat energi seksual pada diri manusia. Ketika alat kelamin terbangun maka kita telah memulai regenerasi dan pembentukan badan-badan astral ini. Dalam sebuah tindakan seksual, masing-masing mitra gaib ini menjadi magnet. Pleksus adalah beban yang kemudian akan meningkatkan pertukaran sentuhan. Penting mencapai eksitasi agar kita mampu menghaluskan jiwa dan membuka pikiran ke kuasa ruh Ilahi sehingga Dia mulai mengisi energi batin pada masing-masing pasangan.
Pembukaan emosional akan menempatkan hubungan seks yang menggairahkan. Ini adalah pintu gerbang ke alam surga. Perasaan ini adalah makanan ruhani dan kebutuhan jiwa yang akan menjadi energi terbesar menghadapi hidup di alam nyata. Seseorang harus mencapai orgasme saat melakukan hubungan seksual tak kenal lelah dengan didahului dengan rangsangan refleks belaian, penuh kasih dan lembut.
Pemeliharalah hal ini dan singkirkan pikiran seks yang seperti hewan. Pertahankan seks sebagai hal yang murni spiritualitas, seolah-olah tindakan seks itu adalah upacara keagamaan yang sejati. Di saat memasukkan penis dia harus menjaga agar si perempuan mengalami rasa batin yang tertinggi, penuh kegembiraan hingga batin terasa kejang. Namun jangan langsung ejakulasi. Tahan dulu dengan sabar dan ikhlas.
Dengan cara ini kita semakin ingin membelai pasangan. Ini dapat diulangi sebanyak yang Anda inginkan tanpa pernah terjadi kelelahan, karena pasangan adalah kunci ajaib untuk diremajakan setiap hari, menjaga tubuh tetap sehat dan agar mampu memperpanjang hidup, karena itu adalah sumber kesehatan dengan magnetisasi konstan.
Inilah pengetahuan tentang seks yang batiniah; “Seks magis antara suami dan istri didasarkan pada unsur potensi seks. Ada hormon paten atau vitamin yang diperlukan untuk hidup, tapi benar perasaan kau dan aku, dan oleh karena itu pertukaran yang paling baik adalah adanya pertukaran rasa afektif erotis, antara pria dan wanita. Campuran cerdas kerinduan seksual dengan antusiasme ruhani, datang seolah-olah oleh sihir, kesadaran magis. Inilah jalan rahasia yang mengarah untuk pelepasan ruh.”
Memang seseorang awalnya cukup kesulitan belajar Seksual Magis seperti ini. Tidaklah mudah belajar tentang seks magis. Maka wilayah yang paling sensitif yang berupa saraf mengalir dan beberapa pengaruh bawah sadar, dan sadar sesungguhnya tergantung pada suasana jiwa kita. Organ intim yang berupa “lilin” astral ini benar-benar bebas dari segala macam kemunafikan, kefanatikan, penolakan, dan devaluasi hidup.
Kesimpulannya: “Cinta adalah kunci yang membuka pintu surga. Minimalkan kerugian dengan menganggap seks itu hanya sekedar rekreasi (hiburan) dan prokreasi (mendapatkan keturunan). Seks sesungguhnya adalah kehangatan energi cinta ilahi yang sempurna yang mengejawantahkan diri kita menjadi manusia sejati. Maka, Seks itu Suci. Yaitu pengelolaan sadar energi seksual untuk membuka jalur ruhani menuju ruh alam semesta dan jalur ruhani bebas hambatan menuju Ilahi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar