Minggu, 16 Januari 2011

KERIS BUDHA PURWOCARITO

Kajian ini adalah untuk menambah wawasan para penggemar tosan aji terhadap keris-keris tua yang ditemukan dari penggalian.

Sebelum membicarakan keris Budha-purwocaritro, kita sepakati dahulu bahwa yang dimaksud keris Budha-purwocaritro dalam konteks ini adalah bukan keris keropos yang berasal dari keris larungan (keris yang dibuang ke sungai). Namun merupakan keris penemuan dalam tanah yang memiliki bentuk dan ciri-ciri khusus. Keris Budha-purwocaritro ini keris yang terpendam dijaman dahulu, kemudian ditemukan oleh pencari pasir, pembuat bata atau petani dengan secara tidak sengaja, yang kemudian dikoleksi oleh para pecinta keris melalui pengumpul dari daerah-daerah.

Keris budha-purwocaritro bentuknya bermacam-macam. Namun sudah menjadi stereotip bahwa keris yang memiliki bentuk yang khas ini oleh penggemar keris untuk yang pendek disebut Bethok budha dan Jalak budha, dan untuk yang berbentuk ramping panjang disebut keris Singasari. Karena belum diketemukan catatan yang mendukung fakta, maka tangguh keris-keris ini disebut tangguh jaman “purwocaritro” (jaman antah-berantah). Dalam kamus Bausastra Jawa-Indonesia, S. Prawiroatmodjo; Purwo artinya permulaan dan Carito artinya cerita. Tangguh purwocaritro adalah jaman dimana telah dimulainya suatu kegiatan pembuatan senjata keris, tetapi kepastian tahunnya tidak diketahui.
Bentuk pedang sering disebut dapur Larbango
Bentuk pedang sering disebut dapur Larbango (gambar atas). Dibawa oleh bangsa Mongolia terpendam dan ditemukan di Malang.
Tombak Pataka - Pamor Sanak (Koleksi Peter Nawilis). Jika diperhatikan tombak Pataka ini ada pengaruh dari Romawi. Kemungkinan pada masa itu sudah ada barter dengan Eropa, namun jika diamati bentuk panah pada sisi ujung-ujungnya seperti menggambarkan ujung-ujung Cakra.
Bentuk Jalak Budha tegak dan miring (doyong ke depan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar