Sabtu, 01 Januari 2011

BATHIN YANG BEBAS

Batin yang bebas punya keleluasaan dan kelegaan.
Ia tanpa beban, dan tak akan membebani siapapun.

Batin yang bebas, luarbiasa lapang.
Semua sekat dan tabir telah runtuh di matanya.
Tak ada sesuatupun yang tersembunyi baginya.

Batin yang bebaslah yang tajam, yang peka,
punya segala kualitas yang dibutuhkan untuk mengeksplorasi dan mengobservasi.
Tanpa derajat-kebebasan batin tertentu,
eksplorasi dan observasi apapun yang kita lakukan,
hasilnya kurang dapat dipercaya.

Batin yang bebas bisa mengasihi.
Tapi bukan hanya lantaran ia mencintai yang dikasihi,
melainkan lantaran cinta pada mengasihi itu sendiri.
Luapan kasih, melimpah di dalamnya.

Batin yang bebas tidak akan merasa perlu berpura-pura.
Baginya, jujur bukanlah sesuatu yang perlu diupayakan lagi
karena memang demikian ia adanya.
Kejujuran merupakan salahsatu sifat sejatinya.

Batin yang bebas penuh dengan keterbukaan.
Ia selalu terbuka.
Ia tak pernah mengharapkan pun merasa punya keharusan untuk menolak.
Mengharapkan dan menolak telah sirna darinya.

Batin yang bebas tidak pilih-bulu, tidak membeda-bedakan.
Baginya semua sama.
Tidak ada lagi kebajikan pun kejahatan di matanya.

Batin yang bebas murah-hati, sangat dermawan.
Ia tidak merasa perlu menyimpan apapun untuk dirinya sendiri,
karena tak ada lagi diri sendiri pun yang lainnya baginya.

Batin yang bebas tak akan pernah mengatakan “Ini dan itu adalah milikku”;
sebaliknya, ia justru akan lebih cenderung untuk mengatakan
“Aku miliknya, milik mereka, milik semua”.

Batin yang bebas tak akan pernah membenci.
Ia bebas dari kebencian, apalagi dendam.

Batin yang bebas tak akan pernah menyakiti dan merasa disakiti.
Batin yang sakitlah yang selalu merasa disakiti,
karenanya gemar menyakiti.

Batin yang bebas selalu adil, tanpa keberpihakan.
Adil adalah salahsatu sifat luhurnya.
Batin yang bebas selalu seimbang.
Yang selalu adil dan tanpa keberpihakan selalu seimbang.

Batin yang bebas, sabar, pemaklum dan pemaaf.
Ia sangat memahami kalau segala kesalahan hanyalah lantaram keikhlafan.

Batin yang bebas, rendah-hati.
Ia tidak merasa perlu mempertahankan pun membentuk citra apapun bagi dirinya.

Batin yang bebas tak butuh kendali.
Kalaupun masih ada yang perlu dikendalikan,
kebebasan itulah yang akan mengendalikan segalanya.

Batin yang bebas selalu jernih, selalu murni.
Ia telah terbebas dari segala macam kekeruhan, kekotoran dan polutan.

Batin yang bebas adalah batin yang cerah.
Ia terang-benderang.
Tak ada awan gelap yang bisa menodainya lagi,
tak ada awan gelap yang bisa menghalangi kecerahan cahayanya.

Batin yang bebas adalah batin yang sehat.
Ia akan memandang segala sesuatunya secara sehat,
sehingga setiap pandangannyapun akan berfungsi menyehatkan.

Batin yang bebas, tanpa konflik, selalu damai.
Tidak ada pertentangan dan dualisme di dalamnya.
Rasa suka dan tidak-suka tidak berani mendekatinya.

Batin yang bebas adalah batin yang merdeka.
Tak ada lagi penjajahan dan perbudakan baginya.

Batin yang bebas,
tak ada sesuatupun yang bisa membuatnya terlalu sedih pun terlalu gembira.
Keceriaan dan kegembiraan ada padanya.
Kegairahan dan semangat ada padanya.

Batin yang bebas, batin yang berbahagia.
Tidak ada lagi yang bisa merengut kebahagiaan darinya.
Dialah manifestasi dari kebahagiaan itu sendiri.

Batin yang bebas, luarbiasa.
Keluarbiasaannya itu justru terpancar kuat di dalam sikapnya
yang selalu biasa-biasa saja.

Batin yang bebas, batin yang bijak.
Segala bentuk kearifan dan kebijaksanaan bersumber padanya.

Batin yang bebas adalah batin yang sempurna.
Dialah manifestasi dari segala kesempurnaan,
dialah manifestasi dari Yang Maha Sempurna.

Batin yang bebas itulah sesungguhnya Anda.
Itulah Kesejatian Anda yang selama ini Anda halangi untuk mengejawantah. Bebaskanlah!

Disalur dari: BeCeKa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar